18 Mei 2025
Wamendiktisaintek pantau pelaksanaan UTBK di Tarakan

Sumber: antaranews.com

Jagoan Tips – Pelaksanaan hari pertama Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tahun 2025 di Universitas Borneo Tarakan, Kalimantan Utara, mendapat perhatian langsung dari Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan. Kehadirannya di lokasi merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memastikan pelaksanaan UTBK berjalan lancar dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Wamendiktisaintek tidak datang sendiri. Dalam kunjungan tersebut, ia ditemani oleh Ketua Pelaksana Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025, Tjitjik Sri Tjahjandarie, Gubernur Kalimantan Utara Zainal A. Paliwang, Rektor Universitas Borneo Tarakan Yahya Ahmad Zein, serta sejumlah pemangku kepentingan lainnya yang turut memantau pelaksanaan ujian.

Fauzan menjelaskan bahwa Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) bukan hanya sekadar ujian masuk perguruan tinggi, melainkan juga menjadi sarana bagi generasi muda untuk melatih diri dalam dunia persaingan, khususnya dalam ranah akademik. Ia menegaskan bahwa UTBK seharusnya dijadikan momen penting bagi peserta untuk menampilkan kemampuan terbaiknya.

Ia menuturkan bahwa anak-anak muda Kalimantan, khususnya mereka yang mengikuti UTBK di Tarakan, diharapkan bisa menggunakan kesempatan ini dengan serius. Selain menunjukkan kompetensi akademik, peserta juga diminta menanamkan sikap jujur dan bertanggung jawab dalam proses ujian. Menurutnya, sikap-sikap tersebut menjadi bekal penting dalam menghadapi tantangan masa depan.

Sementara itu, Ketua Pelaksana SNPMB 2025, Tjitjik Sri Tjahjandarie, mengungkapkan bahwa kunjungan ke lokasi seperti Tarakan, yang relatif jauh dari pusat pemerintahan nasional, menunjukkan komitmen Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam mendukung pemerataan pendidikan tinggi di seluruh Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan monitoring dan evaluasi ini bukan hanya simbolis, melainkan bentuk nyata dari semangat inklusi pendidikan. Menurut Tjitjik, peninjauan secara langsung ke wilayah-wilayah luar Jawa merupakan langkah progresif. Ia menambahkan bahwa pada tahun-tahun sebelumnya, pengawasan UTBK cenderung berpusat di Jakarta atau kota besar lainnya, bahkan tanpa kehadiran pejabat setingkat menteri atau wakil menteri.

Dalam kunjungannya, Tjitjik juga mengapresiasi kesiapan Universitas Borneo Tarakan sebagai salah satu dari 74 pusat UTBK Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di seluruh Indonesia. Ia menyatakan bahwa segala proses mulai dari persiapan hingga pelaksanaan telah dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Ia menyebut bahwa semua aspek teknis telah dipenuhi secara profesional, menunjukkan bahwa universitas di daerah juga mampu menyelenggarakan kegiatan nasional dengan kualitas yang setara.

Merespons hal tersebut, Rektor Universitas Borneo Tarakan, Yahya Ahmad Zein, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menyelenggarakan UTBK dengan standar yang setara dengan pusat-pusat UTBK lainnya di seluruh Indonesia. Meskipun terletak di wilayah perbatasan dan termasuk daerah terluar, Universitas Borneo Tarakan tetap berupaya memastikan pelaksanaan ujian mengikuti regulasi dan prosedur yang ditetapkan oleh panitia pusat.

Menurut Yahya, keseriusan dalam pelaksanaan UTBK menjadi cerminan dari semangat universitas dalam mendukung sistem seleksi nasional yang transparan dan adil. Ia menambahkan bahwa komitmen tersebut dilakukan demi memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh anak bangsa, termasuk yang berasal dari daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Melalui pelaksanaan UTBK yang diawasi langsung oleh pejabat pusat, pemerintah ingin menunjukkan bahwa akses terhadap pendidikan tinggi harus merata dan tidak terpusat di kota-kota besar. Diharapkan, langkah ini juga dapat menumbuhkan semangat serta motivasi bagi calon mahasiswa dari berbagai daerah, untuk terus berprestasi tanpa merasa terpinggirkan.

Dengan demikian, pelaksanaan UTBK di Universitas Borneo Tarakan tidak hanya menjadi proses seleksi masuk perguruan tinggi, tetapi juga sebagai simbol kuat bahwa pendidikan tinggi adalah hak setiap warga negara, di mana pun mereka berada. Pemerintah pun menegaskan kembali bahwa keseriusan dalam penyelenggaraan UTBK adalah bagian dari upaya memperkuat sistem pendidikan nasional yang inklusif, berkualitas, dan berkeadilan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *